Rabu, 31 Mei 2023

Aksara Angkola

 NAMA RAYHAN FATHURRAHMAN NASUTION

Batak Angkola 

   (Surat Batak: ᯄᯞᯄ᯦᯲ ᯅᯖᯄ᯦᯲ ᯀᯰᯄ᯦ᯬᯞtransliterasi: Halak Batak Angkola) merupakan salah satu kelompok etnis BatakTanah ulayat Batak Angkola berada di wilayah selatan Tapanuli, yakni meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, dan sebagian Kabupaten Mandailing Natal. Suku Batak Angkola memiliki hubungan kekerabatan (tarombo) dengan marga-marga Batak Toba dan Batak Mandailing. Di samping itu, ketiganya juga saling berbagi beberapa persamaan bahasa dan budaya yang dihidupi sebagian besar masyarakatnya.

Wilayah Sebaran

Selama ini banyak orang menganggap penduduk asli Tapanuli Selatan semuanya etnis Mandailing dan sebagian Batak Toba. Anggapan ini sangat keliru. Tapanuli Selatan sebelum pemekaran wilayah menjadi Tapanuli Selatan (Ibu Kota Padang Sidempuan, kemudian Sipirok). Mandailing Natal (beribu kota Panyabungan). Sejak dahulu kala dihuni oleh penduduk asli yang terdiri dari etnis Angkola dan Mandailing.

Etnis Batak Angkola mayoritas mendiami Tapanuli Selatan sekarang, ditandai dengan dominasi marga Harahap dan Siregar. Mandailing memang mayoritas mendiami daerah Mandailing Natal yang sekarang, dengan dominasi marga Nasution dan Lubis.

Dalam sejarah Tapanuli Selatan dijelaskan, Angkola mengandung dua arti penting. Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah. Makna lain, Angkola adalah sebuah etnik berdiri sendiri dan asli di Sumatra Utara ini.

 

Angkola adalah Etnik

Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami wilayah Angkola. Diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi. Itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari Etnik lain).

Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan seperti Sabungan (di kaki Lubuk Raya), Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena, dan lain-lain.

Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :

- Falsafah dasar “Dalihan Na Tolu”, sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani,

- Adat Istiadat Budaya,

- Pakaian Adat Tersendiri

-Kain Ulos (Abit Godang&sadun) dan kain tenun

- Bahasa dengan Aksara.  Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya; bahasa Biasa (digunakan dalam komunikasi sehari-hari), Andung (bahasa halus), Bura (bahasa Kasar) atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola ni Hata. Aksara Angkola dengan tulisan tersendiri. Jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA (Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi  dengan symbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal  E, I, O dan U serta symbol pembatas disebut Pangolat  menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dan lain-lainnya. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya.

- Mempunyai Kesenian dan Alat-alatnya.

- Ornamen khas.

- Tutur (adab panggilan), dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.

- Buku Adat Budaya Angkola (lengkap) ditulis oleh Stn. Tinggibarani Siregar dan lain-lain ciri khas kebudayaannya, telah dianut secara turun temurun.

Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran disekolah SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian) dan lain-lain dipergunakan adalah versi Angkola, dengan berbagai macam bahan/pedoman hidup bermasyarakat, sebagai dasar dalam berbudi pekerti.

 

Aksara Angkola

Contoh Pantun Dan Gurindam Dalam Aksara Angola:

1.Pantun

Contoh Pantun Dalam Aksara Angkola

   Artinya:
   
    Pergi kepasar membeli ubi

          Ubi dimasak didalam kuali

          Mari kita berbuat keinginan Tuhan

          Biar terberkati kehidupan



            Artinya:

            Dibuat pun perumpamaan

            Dikatakan itu berkat

            Doalah itu pada Tuhan

            Biar baik kehidupan kalian



       Artinya:

        Pohon rambutanyang berbuah banyak

        Lebat tergantung di pangkal ranting

        Bila berunding bersama orang bijak

        Kusut terurai, sengketapun hilang












ryhn_nst


keceler04@gmail.com

Minggu, 25 Desember 2022

Tanda Baca Dan Penggunaan Tanda Baca

 TANDA BACA DAN PENGGUNAAN TANDA BACA

1. Manfaat bagi kamu mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca
Adapun manfaat mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca dengan mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca tanda baca berfungsi  menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca dapat mengartikan apakah sebuah kalimat berbentuk kalimat tanya, kalimat perintah ataupun kalimat deklaratif. Pemberian tanda baca yang salah dapat membuat arti kalimat menjadi berbeda dengan konsep maknanya.

2. Motivasi kamu mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca 
Motivasi saya mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca  yang baik dan benar adalah dengan saya mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca  maka saya akan mengetahui apa saja Tanda Baca dan bagaimana penggunaannya dalam suatu kalimat.

3. Seberapa penting Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca bagi anda dan profesi anda nantinya 
Manfaat nya ialah dengan mempelajari pengunaan Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca maka saya memahami letak Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca yang baik dan benar terhadap suatu kata atau kalimat,serta memudahkan saya sebagai mahasiwa untuk mengerjakan suatu tugas makalah ataupun skripsi supaya tanda bacanya tertera dengan baik dan benar. Dan jikalau profesi saya sebagai guru tidak lagi salah dalam menjelaskan Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca yang baik dan benar.

4. Kerugian tidak mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca
Jikalau saya tidak mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca  tentang letak nya secara baik dan benar di dalam dunia pendidikan dan dunia pekerjaan maka saya tidak akan mengetahui letak dan penggunaan Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca yang baik dan benar.

 A. Pengertian Tanda Baca 
Tanda baca merupakan tanda yang dipakai dalam sistem ejaan, contohnya seperti titik, koma, titik dua. Tanda baca ini berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat di sewaktu pembacaan.

B. Fungsi Tanda Baca

Dalam sebuah tulisan, tanda baca memiliki beberapa kegunaan atau fungsi, antara lain: 
1. Mengatur adanya jeda ketika kita membaca suatu kalimat.
2. Mengatur intonasi dalam pembacaan suatu kalimat.
3. Memberikan penegasan kalimat.Contohnya seperti kalimat tanya, kalimat perintah dan lain sebagainya.
4. Untuk menggambarkan struktur kata atau kalimat yang ada dalam sebuah tulisan.
5. Untuk menunjukkan tata kata yang ada di dalam sebuah tulisan.
Penggunaan tanda baca ini disesuaikan dengan maksud apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Sehingga, seperti yang elo tahu, ada banyak macam-macam tanda baca dengan fungsi-fungsinya masing-masing. Contoh tanda baca antara lain, tanda baca koma, titik, tanda tanya, tanya seru, dan yang lainnya.
C. Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan tanda baca tentu nggak boleh sembarangan dong, kalau sembarangan bisa-bisa pembaca nggak tahu nih apa makna dari sebuah tulisan. Oleh karena itu, mari kita bahas satu-satu penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia. 
1. Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
    Kapan tanda baca titik digunakan? 
    Tanda baca titik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
  • Tanda baca titik ini biasanya digunakan pada akhir kalimat pernyataan. Secara umum elo pasti udah tahu kan kalau kalimat berita diakhiri dengan tanda baca ini (titik). 
Misalnya: 
Justin Bieber akan konser di Jakarta.
Aku tidak sempat membeli memasak untuk buka puasa. 
  • Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
    1. Patokan Umum
    1.1 Isi Karangan
    1.2 Ilustrasi
    1.2.1 Daftar Wawancara
    1.2.2 Tabel
    1.2.3 Grafik
  • Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Misalnya:
    02.30.20 jam (2 jam, 30 menit, 20 detik)
    00.10.30 jam (10 menit, 30 detik)
    00.00.20 jam (20 detik)

  • Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan dan tempat terbit.Misalnya:
    Ervina Maharani. (2014). Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Simpel Cepat dan Memikat. Yogyakarta: Penerbit Parasmu.
    Teguh Triwiyanto. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.Misalnya:
    Penduduk desa itu lebih dari 1.000.000 orang.
    Anggaran gorden rumahku mencapai Rp990.000,00.
    Biaya pengobatan kucingku mencapai Rp5.000.000,00.
2. Penggunaan Tanda Baca (,) Koma. 

Tanda baca koma, memiliki beberapa fungsi, antara lain:
  • Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya:
    Apel, mangga, jambu, dan rambutan merupakan buah kesukaanku.
    Mata pelajaran kegemaranku adalah matematika, sejarah, dan biologi. 
  • Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung. Contohnya seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk.
    Misalnya:
    Aku ingin membeli tiket konser BTS, tetapi uangku belum cukup. Ini bukan milikku, melainkan milik kakakku. 
  • Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
    Misalnya:
    Kalau ada dia, aku tidak akan datang. Agar memiliki nilai yang bagus, kita harus berlangganan Zenius. 
  • Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
    Misalnya:
    Dini siswa yang rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia berhasil mendapatkan beasiswa di universitas negeri. Anak itu memang gemar menyanyi sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia lolos ajang pencarian bakat. 
  • Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Misalnya:
    10,5 m
    25,3 kg
    Rp600,50
    Rp850,00
Penggunaan Tanda Seru (!)

Siapa yang kalau lagi baca chat dengan akhiran tanda seru, bacanya suka ngegas? Padahal, nggak semua yang pakai tanda seru itu maksudnya marah-marah lho. 😀
  • Tanda seru ini digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. 
    Misalnya:
    Alangkah indahnya pulau Bali!
    Mari kita dukung Gerakan Bebas Sampah di desa kita!
    Datanglah ke sekolah tepat waktu!
    Merdeka!
Penggunaan tanda tanya (?)
Kapan penggunaan tanda tanya yang tepat? 
Penggunaan tanda tanya, memiliki dua fungsi, yaitu:
  • Digunakan pada akhir kalimat tanya.
    Misalnya:
    Kapan kamu akan pulang ke Bali?
    Siapa yang duduk di sebelahmu?
  • Digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang masih disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
    Misalnya:
    Bu Juliana lahir pada tahun 1943 (?).
    Di Indonesia terdapat lebih dari 100 (?) suku bangsa. 
Penggunaan Tanda Titik Dua (:).
Penggunaan tanda titik dua antara lain:
  • Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau sebuah penjelasan. Misalnya,
    Pasangan suami istri yang baru pindah itu membutuhkan: kursi, meja, dan lemari. 
  • Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
    Misalnya:
    Ketua : Nicolas
    Sekretaris : Paramita
    Bendahara : Ajeng
  • Digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
    Ibu : “Bawa bekal ini, Nak!”
    Bani: “Baik, Bu.”
    Ibu : “Jangan lupa, jaga tempat bekalnya!”
Tanda Titik Koma (;)
Penggunaan tanda titik koma, antara lain:
  • Tanda titik koma ini bisa dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
    Misalnya:
    Hari sudah malam; adik-adikku masih menonton televisi.
    Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis memasak; Kakak memperbaiki motor.
  • Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
    Misalnya: Kakak membeli buku, pensil, dan tinta; baju, rok, dan kaus; pisang, anggur, dan melon.
Tanda Hubung (-)
Penggunaan tanda hubung antara lain:
  • Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya:
    Aku sudah ter-biasa sendiri.
    Kakekku tinggal di pesisir pantai, berhasil membudidayakan rum-put laut. 
  • Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
    Misalnya:
    anak-anakbersenang-senang
Tanda Petik (“…”)
Penggunaan tanda petik antara lain:
  • Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
    Misalnya:
    “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
    “Kerjakan latihan soal  ini sekarang!” perintah guruku. “Besok kita bahas bersama.”
  • Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
    Misalnya:
    Marilah kita menyanyikan lagu “Indonesia Raya”!
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Penggunaan tanda petik tunggal antara lain:
  • Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
    Misalnya:
    Tanya dia, “Kamu dengar bunyi ‘tok-tok’ tadi?”
    “Kudengar teriak saudaraku, ‘Ibu, Kakek datang!’, dan rasa lelahku lenyap seketika,” ujar Pak Bahri.
    “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI. 
  • Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
    Misalnya:
    Tergugat ‘yang digugat’
    Retina ‘dinding mata sebelah dalam’ 
Tanda Kurung ((…))
Penggunaan tanda kurung antara lain:
  • Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
    Misalnya:
    Sila baru saja memperpanjang surat izin mengemudi (SIM). 
    Dia sudah lama tinggal di sini, namun belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Lokakarya (workshop) itu diadakan di Solo.
  • Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
    Misalnya:
    Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta. Artis terkenal itu berasal dari (Kota) Semarang. 
Tanda Pisah (—)
Penggunaan tanda pisah antara lain: 
  • Tanda pisah bisa digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
    Misalnya:
    Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
  • Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
    Misalnya:
    Tahun 2020—2022
    Tanggal 3—10 Mei 2022
    Jakarta—Solo

Tanda Elipsis (...)
Penggunaan tanda elipsis antara lain:
  • Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
    Misalnya:
    Penyebab kegagalan … akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. …, lain lubuk lain ikannya. 
Catatan: 
  • Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. 
  • Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah). 
Tanda Kurung Siku ([…])
Penggunaan tanda kurung siku antara lain:
  • Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
    Misalnya:
    Para nelayan men[d]engar bunyi gemericik. Penggunaan bahasa dalam tugas akhir tentu harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. 
  • Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
    Misalnya:
    Persamaan kedua metode tersebut (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 30─32]) perlu dipaparkan sekarang.
Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
  • Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
    Misalnya:
    Mereka sudah pulang, ‘kan? (‘kan = bukan)
    Surya ‘lah tiba. (‘lah = telah)
    7-2-‘11 (’11 = 2011)
Tanda Garis Miring (/)
Penggunaan tanda garis miring antara lain:
  • Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
    Misalnya:
    Nomor: 9/PK/III/2021
    Jalan Batu III/12
    tahun ajaran 2020/2021
  • Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
    Misalnya:
    Mahasiswa/mahasiswi
    Harganya Rp2.500,00/lembar

Daftar Pustaka

https://www.zenius.net/blog/penggunaan-tanda-baca


Selasa, 01 November 2022

Huruf miring dan tebal

Huruf miring dan TEBAL
by han 

Huruf miring merupakan suatu huruf yang tercetak miring ini biasanya digunakan untuk memberikan suatu penekanan pada sebuah kata, yang dimaksud dengan huruf miring itu adalah digunakan untuk mengkhususkan huruf, kata, bagian kata, ataupun kelompok dalam kata pada sebuah kalimat. Di samping itu juga sebagai huruf tersebut juga dipakai untuk menunjukkan sebuah istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam suatu tulisan. Contoh penulisan yang memakai huruf miring dan tebal antara lain itu adalah judul karya adalah dipakai untuk menuliskan setiap unsur dari judul karya seperti nama buku, nama majalah, nama situs, ataupun nama surat kabar yang dikutip dalam bentuk tulisan. Contoh yang kedua itu adalah penegasan kata dapat dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan suatu kata maupun kelompok kata dalam suatu kalimat. Sehingga dapat menegaskan apa yang ingin kita sampaikan dalam kalimat tersebut. Contoh nya, istilah geografi ini berasal dari bahasa Yunani, tidak ada ular di negara Islandia, istilah soal pilihan berganda berikut dengan melingkari jawaban yang benar dan tepat.
pertanyaan:
  •  Motivasi saya mengetahui penggunaan huruf miring dan tebal ini adalah menambah pengetahuan saya untuk melakukan penulisan atau membuat suatu kalimat dalam bentuk dokumen. 
  • Seberapa penting materi huruf miring dan tebal bagi saya dan profesi saya ke depannya itu adalah untuk penerapan ini sangatlah penting, karena untuk memacu pengetahuan kita dalam menggunakan kalimat huruf miring dan tebal ini sangat lah minim dan juga terlalu sepele
  • Kerugian saat kita tidak belajar huruf miring dan tebal itu kita menerapkannya atau huruf miring dan tebal tidak berlaku pada judul skripsi tesis ataupun disertasi yang belum diciptakan ataupun diterbitkan dan dirujuk dalam suatu tulisan sebagai gantinya dapat diapit dengan tanda petik.

 

Huruf kecil

 

Huruf kecil
by ryhn

Huruf kecil adalah suatu huruf yang berukuran lebih kecil. Dalam sistem alfabet Latin, huruf-huruf tersebut adalah a hingga z. Hampir seluruh huruf dalam kata-kata pada suatu kalimat ditulis dalam huruf kecil, kecuali jika ada aturan dalam bahasa tersebut yang mengharuskan atau menganjurkan penggunaan huruf kapital pada tempat-tempat tertentu pada kata-kata di dalam kalimat.

PERTANYAAN

1. Manfaat bagi kamu mempelajari huruf kecil
Jawab : 
agar dapat mengetahui penempatan penulisan huruf kecil yang baik dan benar dan membuat tulisan yang sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

2. Motivasi kamu mempelajari huruf kecil
Jawab: 
Motivasi saya mempelajari tentang huruf kecil agar dapat menggunakan huruf kapital yang benar dalam penempatannya.

3. Seberapa penting materi huruf kecil bagi anda dan profesi anda nantinya 
Jawab: 
Materi huruf kecil ini sangatlah penting bagi saya karena jika saya tidak mengetahui tentang peraturan memakai huruf kecil ini maka akan sangat berpengaruh bagi profesi saya kedepan nya yang ingin menjadi seorang guru .

4. Kerugian tidak mempelajari materi huruf kecil
Jawab :
yang pertama, kita tidak  dapat membuat sebuah  tulisan menggunakan huruf kapital yang benar dalam penempatannya.

yang kedua, kita tidak dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca.


Huruf kapital

 Huruf Kapital
By Han


Manfaat Mempelajari Huruf Kapital

untuk mengetahui ilmu dan cara menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar seperti apa, yang dimana ilmu tersebut bisa kita gunakan untuk penulisan hal penting di masa depan kita. seperti :
-Sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
-Sebagai huruf awal nama orang maupun julukan.
-Sebagai huruf pertama awal kalimat setelah petikan langsung.
-Sebagai huruf awal kata Tuhan, kitab suci dan agama.
-Sebagai huruf pertama nama gelar disertai nama.
-Sebagai huruf awal penulisan nama jabatan atau pangkat disertai nama/instansi/tempat.
-Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
-Sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun dan juga hari besar.
-Sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah.
-Sebagai huruf pertama

nama geografi.
-Sebagai huruf pertama nama khas/asal daerah.
-Sebagai huruf pertama nama lembaga/dokumen resmi negara.
-Sebagai huruf pertama kata dalam judul buku, artikel, karangan, majalah, makalah, surat kabar, selain kata tugas.
-Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
-Sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan dan uangkapan lain yang digunakan dalam pengacuan dan penyapaan.

Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital
1. Awal Kalimat
2. Petikan Langsung
3. Menulis Nama Seseorang
4. Penulisan Gelar
5. Nama Tempat
6. Penulisan Jabatan atau Pangkat
7. Nama Lembaga, Badan, Negara, dan Organisasi
8. Judul Sebuah Tulisan
9. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
10. Nama untuk Tahun, Bulan, dan Hari
11. Nama untuk Agama, Kitab Suci, dan Tuhan 

Mengapa Penempatan Huruf Kapital Tidak Boleh Salah?
Kegiatan menulis tidak hanya berisi kegiatan menuangkan apa yang ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan, baik di kertas maupun di aplikasi digital. Misalnya di Microsoft Word maupun aplikasi menulis lainnya. Melainkan juga melibatkan beberapa hal, salah satunya hal-hal teknis dalam kegiatan menulis tersebut. Berhubungan dengan penggunaan huruf kapital, spasi, tanda baca, dan lain sebagainya. Tujuannya tentu saja agar hasil tulisan bisa lebih mudah dipahami, mudah untuk dibaca, dan lain sebagainya. Kesalahan dalam tanda baca akan mempengaruhi intonasi seseorang saat membacanya. Sehingga kurang mampu memahami emosi dari penulis saat menuliskan suatu kalimat. Hal ini dapat memunculkan persepsi yang berbeda, hal-hal yang ditulis dengan tujuan bercanda bisa jadi terkesan serius yang tentu memunculkan masalah kompleks. Hal serupa juga berlaku untuk penempatan huruf kapital, jika keliru maka orang akan bingung suatu kata ditujukan sebagai awal kalimat atau bukan? Suatu kata merupakan nama tempat atau sekedar kata-kata biasa? Juga bisa karena alasan lainnya. Oleh sebab itu penulisan huruf besar dan kecil perlu disesuaikan dengan aturan. 

Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital
Jika ingin aktif dan produktif menjadi penulis, masalah tanda baca, menyusun kalimat, dan juga penempatan huruf kapital harus paham dan hafal diluar kepala. Membantu memahami bagaimana penulisan huruf besar dalam sebuah tulisan. Maka, berikut adalah deretan waktu yang dikatakan tepat untuk menggunakan huruf besar atau kapital tersebut:
1. Awal Kalimat Waktu tepat pertama untuk membubuhkan huruf kapital dan bukannya huruf kecil adalah di awal kalimat. Hal ini tentu diketahui oleh semua orang dan sudah dipelajari sejak masuk bangku Sekolah Dasar (SD). Setiap awal kalimat baik itu di paragraf pertama maupun kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam paragraf akan memakai huruf besar. Jadi, setelah tanda titik maka untuk memulai kalimat baru akan digunakan huruf besar tadi. 

Contohnya adalah:
Dia menulis sebuah catatan. Berharap bisa menulis sebuah buku.
Apa maksudnya? Kuharap dia tidak mencoba melakukan hal buruk.
Kita semua harus bekerja keras. Sebab kesuksesan tidak bisa hanya turun dari langit tanpa diusahakan.

2. Petikan Langsung
Selain digunakan untuk memulai suatu kalimat dan paragraf, huruf besar juga dipakai untuk memulai sebuah petikan. Petikan ini biasanya muncul untuk memulai perkataan seseorang, baik yang menjadis umur maupun objek tulisan tersebut. Khususnya untuk kalimat yang susunannya memang dibuat sama persis dengan yang diucapkan oleh yang mengatakannya. Mudah ditemui dalam novel, artikel di surat kabar, dan sebagainya. Contohnya adalah: Rini kemarin bertanya kepada Dika mengenai buku favoritnya, Dika, kamu tahu judul buku favorit aku yang sering tak baca di depan rumah?.
Adik bertanya, Kapan kita akan pulang?
Besok malam, katanya, Semua orang akan pergi naik kereta.

3. Menulis Nama Seseorang
Penggunaan huruf kapital juga dilakukan saat menulis nama seseorang, hal ini juga berlaku untuk julukan. Jadi pada saat menuliskan nama orang, maka wajib memakai huruf besar di awal. Begtu pula jika ada julukan di depan nama tersebut, maka di julukan dan nama masing-masing menggunakan satu huruf besar.Contohnya adalah: Jenderal Soedirman, Dokter Aji, dan lain sebagainya. Wage Rudolf Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan di tanah air.salah satu pejuang emansipasi wanita di tanah air adalah Dewi Sartika tokoh Hades dalam sebuah film digambarkan sebagai seorang Dewa Pedang.

4. Penulisan Gelar
Penulisan gelar yang dimiliki seseorang juga dimulai dengan huruf kapital dan ini berlaku untuk semua jenis gelar. Gelar ini bisa berupa gelar pendidikan, gelar profesi, gelar keagamaan, gelar akademik, dan lain sebagainya. Sehingga semua jenis gelar wajib ditulis dengan huruf besar tersebut, tujuannya untuk memberi tanda bahwa kata tersebut adalah gelar. Sekaligus sebagai penghormatan terhadap sosok yang gelar dan namanya disebut. Contohnya sendiri adalah: Adit Suharman, S.H (Sarjana Hukum), K.H (Kiai Haji) Ahmad Dahlan, Raden Roro Ningsih, dan lain sebagainya. pahlawan wanita cukup banyak, dan salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini (gelar keturunan)
Siapa yang menulisnya? Ternyata adalah Haji Agus Salim (gelar keagamaan)
Pak Irwan sekarang merupakan seorang Magister Humaniora (gelar akademik).
Selamat datang kepada Kyai Imron (sapaan gelar keagamaan).

5. Nama Tempat
Penggunaan berikutnya dari huruf kapital adalah ditujukan untuk nama tempat dan geografi. Misalnya: Sungai Ciliwung, Jalan Diponegoro, Pulau Bali, dan lain sebagainya. hanya saja untuk nama tempat dan geografi ini tidak berlaku lagi memakai huruf besar jika fungsinya sebagai pelengkap.Misalnya adalah kata jeruk bali, dimana kata Bali tidak merujuk pada Pulau Bali melainkan hanya sebagai pelengkap saja. 

6. Penulisan Jabatan atau Pangkat
Penulisan terhadap jabatan, pangkat, dan nama instansi dimana jabatan tersebut dimiliki juga ditulis dengan huruf kapital di masing-masing kata. Jadi, jika jabatan ini terdiri dari tiga kata maka di setiap kata akan memakai huruf besar. Contohnya seperti penulisan Gubernur DKI Jakarta, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia, dan lain sebagainya.
S.H (Sarjana Hukum).
M.M (Magister Manajemen).
K.H (Kyai Haji)

7. Nama Lembaga, Badan, Negara, dan Organisasi
Huruf kapital juga digunakan untuk menulis nama lembaga, badan, negara, dan juga termasuk penulisan nama organisasi. Jika di dalam nama badan tersebut ada kata penghubung seperti ke, di, dari, dan semacamnya. Maka penulisan kata penghubung akan memakai huruf kecil, sebab fungsinya sebagai penghubung atau pelengkap. Sedangkan kata diluar kata penghubung nantinya memakai huruf besar.Contohnya adalah: Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan lain sebagainya.
Beliau adalah anggota dari Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia.Negara Republik Indonesia.

8. Judul Sebuah Tulisan

Huruf besar atau huruf kapital juga dipakai ketika menyebut judul suatu tulisan di dalam sebuah karangan atau karya tulis. Sehingga ketika menyebutkan judul buku, surat kabar, majalah, karangan, dan sebagainya akan memakai huruf besar. Contohnya seperti Surat Kecil untuk Tuhan, Perahu Kertas, Negeri 5 Menara, dan lain sebagainya. Jadi, untuk kata penghubung di dalam judul nantinya memakai huruf kecil dan selain itu memakai huruf besar. Tulisan tersebut ternyata sudah dimuat di dalam majalah Horison.dia sendiri merupakan agen dari surat kabar Suara Merdeka.naskah tersebut berjudul Hari Kebangkitan Pancasila.

9. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
Penulisan untuk bangsa, suku, dan juga jenis bahasa di dunia juga menggunakan huruf kapital. Sehingga saat menulis bahasa penting untuk memakai huruf besar di semua awal kata.Misalnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Suku Dayak, Bangsa Melayu, dan lain sebagainya. 

10. Nama untuk Tahun, Bulan, dan Hari
Huruf besar juga dipakai untuk menulis nama tahun, bulan, dan juga hari. Sehingga penulisan tanpa angka terhadap ketiganya nanti akan dimulai dari huruf besar.Contohnya seperti: Bulan Muharram, Hijriyah, Hari Natal, Idul Fitri, dan lain sebagainya. Bulan Mei besok dirinya akan berulang tahun.Momen hari lebaran besok perlu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Sekarang adalah 1445 tahun Hijriyah.

11. Nama untuk Agama, Kitab Suci, dan Tuhan

Huruf besar juga digunakan pada saat menyebut agama, kitab suci, dan juga Tuhan dalam sebuah tulisan.Misalnya menuliskan Tuhan Yang Maha Esa, Islam, Katolik, Budha, Al-Quran, Injil, dan lain sebagainya. Terima kasih atas rahmat-Mu Ya Allah.Setiap kali membaca Alkitab, perempuan tersebut menangis haru.Dia merupakan penganut Islam yang terbilang taat.Penggunaan huruf kapital memang tidak bisa asal-asalan, karena aktualnya ada sejumlah aturan yang menyertainya. Jadi, jika hendak menulis karya ilmiah maupun karya tulis non-ilmiah dalam bentuk buku. Sebaiknya paham aturan penggunaanya sesuai penjelasan di atas.

Motivasi Mempelajari Huruf Kapital?
dengan mengetahui cara penggunaan huruf kapital dengan baik dan benar tentu dapat membuat penulisan kita jadi lebih baik hal tersebut sangat berpengaruh pada masa depan kita, tentu saja dengan hal tersebut kita bisa menulis dengan baik dan benar.selain itu dengan mengatahui ilmu pengetahuan huruf kapital kita bisa mendapat ilmu dasar yang sangat baik yang dapat kita gunakan kelak di masa depan. 

Seberapa Penting Materi Huruf Kapital Dan Profesi Saya Nanti?
Hal ini tentu sangat penting bagi saya sekarang dan profesi saya nanti, hal ini dapat dibuktikan dari dibutuhkan nya penulisan yang baik dan benar untuk penulisan skripsi sebagai syarat lulus kuliah nanti. dan hal ini juga sangat berpengaruh penting untuk profesi saya nanti sebab ilmu ini akan di gunakan dalam kepentingan pekerjaan terlebih lagi profesi seorang guru. 

Kerugian Tidak Mempelajari Huruf Kapital?
Kerugian yang akan kita dapatkan jika tidak menguasai huruf kapital adalah kita tidak akan bisa menguasai cara penulisan yang baik dan benar itu seperti apa.

daftar pustaka 

https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/





Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

 Materi Sejarah Ejaan
By:han


Bahasa Indonesia dilahirkan ketika peristiwa sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.Kemudian 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan menjadi Bahasa Nasional.Namun, Bahasa Indonesia awalnya berasal dari Bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca pada daerah Nusantara semenjak abad ke-7.Bahasa Melayu dipakai pada berbagai daerah Nusantara berkembang variasi & dialek menggunakan corak budaya daerah Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia pula memakai Ejaan Melayu dari awal hingga kini berkembang sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

     Ejaan merupakan istilah turunan menurut eja yg dibubuhi imbuhan-an. Maksudnya, ejaan merupakan bagaimana kita mengucapkan (secara lisan) sebuah istilah. Ejaan sendiri diatur pada kaidah berbahasa baku, termasuk pada pada bahasa Indonesia. Jadi, ejaan tidak hanya diatur menurut segi cara pengucapan akan tetapi pula cara menulis dan penggunaan tanda baca.Sebelum memiliki tata bahasa yang baku dan resmi masih memakai aksara latin, bahasa melayu (menjadi cikal-bakal Bahasa Indonesia) ditulis memakai aksara jawi (arab gundul) selama beratus-ratus tahun lamanya. Lalu, semenjak bangsa Eropa tiba ke Nusantara, barulah kita mengenal aksara latin. Ejaan latin yang digunakan untuk bahasa melayu pun telah berkali-kali sesuai dengan kebijakan para penulis buku dalam waktu itu. Ternyata Nusantara yang diduduki Belanda menggunakan semenanjung melaya yang notabennya kolonisasi Inggris. Hal ini pasti membingungkan, karena bahasa yang sama namun kaidah ejaannya berbeda. Kemudian, ditambah menggunakan aksara Jawi yang asing pada mata bangsa Eropa. Untuk mengatasi hal tadi tahun 1897, seseorang linguis Londo (sebutan orang Belanda) kelahiran Batavia, yang bernama A.A Fokter mengusulkan supaya terdapat penyeragaman ejaan pada 2 daerah ini. Hingga akhirnya, Van Ophuijsen (sistem orthografi) pembakuan segalanya mengenai bahasa melayu.Perjalanan ejaan pada bahasa Indonesia semenjak bahasa Melayu dibakukan. Pertama, ejaan yang berlaku pada Indonesia merupakan Ophuijsen (Ophuysen) sampai akhirnya Indonesia tidak lagi dibayang-bayangi Belanda pada tahun 1947. Terdapat 3 ejaan yang kurang efektif sebagai tahapan sampai ejaan yg disempurnakan (EYD) yaitu, ejaan Pembaharuan (1957), ejaan Melindo (1959) dan ejaan Baru (1966). Setelah melalui masa-masa sulit perencanaan bahasa pada era Soekarno, masalah-masalah ini bisa dipecahkan sampai akhirnya Soeharto meresmikan EYD dalam seremoni Indonesia tahun 1972.Nah,berikut merupakan penjelasan tentang sejarah ejaan:

1.Ejaan Van Ophuijsen (Ch. A. Van Ophuijsen) 1901-1947

       Merupakan tokoh penting pada bahasa Indonesia. Ejaan Ophuijsen lahir menurut niat pemerintah kolonial Belanda buat keberagaman variasi bahasa Melayu terdapat pada Nusantara ketika itu, sekaligus memudahkan kekuasaan pada wilayah kolonisasi. Faktor pemicu hadirnya ejaan Van Ophuijsen merupakan Bahasa Melayu yg sebagai cikal bakal BI ditulis memakai huruf jawi (Arab Melayu). Para sarjana Belanda menilai bahasa Melayu tidak cocok memakai huruf Arab karena penulisan huruf vokal misalnya e, i, o ditulis sama saja ketika ingin menuliskan istilah yg mempunyai vokal a dan u.Salah satu penyebabnya, dikarenakan adanya ancaman militansi umat islam bagi kolonial Belanda menciptakan Belanda merasa masih perlu mengurangi pengaruh Islam-Arab pada Nusantara. Kemudian, faktor lain penetapan ejaan baku ini diresmikan Belanda karena dalam waktu itu pemerintah kolonial sedang menjalankan politik etisnya pada Nusantara , yaitu sebuah kebijakan buat membuka peluang pendidikan bagi kaum ningrat Nusantara. apabila bahasa Melayu ini tidak distandartkan,proses pendidikan ini akan terhambat. karakteristik menurut ejaan ini yaitu:Huruf ï untuk membedakan antara huruf i menjadi akhiran dan karena itu wajib disuarakan tersendiri menggunakan diftong misalnya mulaï menggunakan ramai. Juga dipakai buat menulis huruf y misalnya pada Soerabaïa. Huruf j untuk menuliskan istilah-istilah jang, saja, wajang. Huruf oe untuk menuliskan istilah-istilah doeloe, akoe, Soekarni, repoeblik (perhatikan gambar prangko di atas). Tanda diakritis, misalnya koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan istilah-istilah ma’moer, jum’at, ta’(dieja tak), pa’, (dieja pak). Huruf tj yang dieja c ketika ejaan ini dihapuskan, misalnya Tjikini, tjara, pertjaya. Huruf ch yang dieja kh, misalnya chusus, achir, machloe’. Contoh ejaan van Ophuijsen yaitu misalnya berikut: “Saja selaloe minoem soesoe. Rasanja lezat dan menjehatkan. Ternyata, jauh sebelum menerbitkan Kitab Logat Bahasa Melayu, lelaki yang lahir tahun 1856 dan meninggal tahun 1917 ini telah menciptakan 2 buku bahasa lain: Kijkjes in Het Huiselijk Leven Volkdicht (Pengamatan Selintas Kehidupan Kekeluargaan Suku Batak) tahun 1879 dan Maleische Spraakkunst (Tata Bahasa Melayu) tahun 1910.Buku Tata Bahasa Melayu inilah yang akhirnya sebagai panduan pada berbahasa Melayu pada Indonesia sesudah diterjemahkan oleh T.W. Kamil dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. 

2. Ejaan Republik ( ejaan Soewandi 1947-1956)

      Ejaan ini dianggap menjadi Ejaan Soewandi karena diresmikan tanggal 17 Maret 1947 sang Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan ketika itu, yaitu Raden Soeawandi, menggantikan ejaan Ophuijsen. Bisa dibilang, ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali dipakai sesudah kemerdekaan merupakan ejaan Soewandi. Sebenarnya, nama resmi menurut ejaan tempo dulu yang satu ini merupakan ejaan Republik, tetapi lebih dikenal menggunakan ejaan Soewandi.Faktor Pemicu Hadirnya Ejaan Soewandi Menteri yang sebenarnya pakar aturan adalah notaris pertama bumiputera ini punya alasan mencanangkan ejaan ini. Faktor kebangsaan Indonesia yang telah merdeka dan ingin mengikis gambaran Belanda yang diwakili oleh ejaan Ophuijsen menciptakan pentingnya adanya perubahan ejaan pada bahasa kita. Apalagi, ketika itu Londo sedang sirik-siriknya melihat pencapaian kemerdekaan mantan negara jajahannya ini sampai datang lagi ke Indonesia memboncengi sekutu (tahun 1947). Semakin tidak baik impresi Belanda yang terwakilkan dalam ejaan Ophuijsen.

Berikut karakteristik ejaan Soewandi:

     Huruf oe diganti menggunakan u dalam istilah dulu, aku, Sukarni, republik (perhatikan gambar prangko pada atas), dsb. Bunyi hamzah dan suara sentak ditulis menggunakan k, dalam istilah makmur, tidak, pak, atau hamzahnya dihilangkan sebagai kira-kira, apa elo masih menulis jum’at alih-alih jumat? Kata ulang boleh ditulis menggunakan nomor 2 misalnya dalam mobil2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Jadi, terjawab deh kenapa hingga waktu ini kita masih tak jarang menuliskan nomor 2 menjadi perwakilan istilah ulang. 

3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961) 

       Ejaan ini bermula menurut polemik yang terjadi dalam Kongres Bahasa Indonesia ke-2 di Medan tahun 1954. Kongres ke 2 ini akhirnya diadakan sesudah pertama kali diadakan di Solo tahun 1938. Yamin selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dan pemrakarsa Kongres Bahasa Indonesia ke-dua mengungkapkan bahwa kongres ini adalah bentuk rasa prihatinnya akan syarat bahasa Indonesia waktu itu yang masih belum mapan. Medan pun dipilih karena pada kota itulah bahasa Indonesia digunakan dan terpelihara, baik pada rumah tangga ataupun pada masyarakat, setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini, memang diusulkan banyak hal dan salah satunya merupakan perubahan ejaan. Usulan ini ditindaklanjuti oleh pemerintah saat itu menggunakan menciptakan panitia pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.karakteristik Ejaan Pembaharuan Panitia ini diperlukan mampu menciptakan baku satu fonem menggunakan satu huruf (contohnya menyanyi: menjanji sebagai meñañi; atau mengalah: mengalah menjadi meɳalah). Penyederhanaan ini sesuai dengan iktikad supaya dibentuk ejaan yang praktis saat digunakan pada keseharian. Selain itu, berita tanda diakritis diputuskan agar kembali dipakai. Walhasil, k-e-ndaraan menggunakan é (misalnya elo mengeja k-e-lainan) yang tadinya ditulis sama menggunakan k-e-mah, akhirnya ditulis berbeda. Untuk istilah sjarat (syarat) dibedakan sebagai śarat. Kalau tidak hati-hati, mampu saja nyaru antara sarat (penuh/termuat) menggunakan syarat. Sedangkan huruf j yang dipakai dalam istilah jang (yang) malah telah disepakai ditulis sebagai yang (misalnya kita gunakan kini ). Kata mengapa pun akan dieja sebagai meɳapa. Untuk istilah-istilah berdiftong ai, au, dan oi misalnya sungai, kerbau, dan koboiakan dieja menggunakan sungay, kerbaw, dan koboy. Ejaan Pembaharuan ini dibentuk menggunakan maksud menyempurnakan Ejaan Soewandi dan juga dianggap menggunakan Ejaan Prijono-Katoppo. Meskipun salah satu putusan kongres menyatakan agar ejaan itu ditetapkan undang-undang, ejaan ini urung diresmikan. Kendati demikian, ejaan ini disinyalir sebagai pemantik awal diberlakukannya EYD tahun 1972.

4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) 1961-1967

        Sejak Kongres bahasa tahun 1954 pada Medan dan dihadiri oleh delegasi Malaysia, maka mulailah terdapat harapan di antara 2 penutur Bahasa Melayu ini buat menyatukan ejaan. Keinginan ini semakin bertenaga semenjak Malaysia merdeka tahun 1957 dan kita pun menandatangani kesepakatan untuk menyampaikan ejaan bersama tahun 1959-nya. Sayangnya, karena situasi politik kita yangsedang memanas (Indonesia sedang condong ke poros Moskow-Peking-Pyongyang, sedangkan Malaysia yang Inggris banget), akhirnya ditangguhkan dulu pembahasannya. Hal lain yang menciptakan ejaan ini kurang seksi merupakan perubahan huruf-huruf yang dipercaya aneh. Misalnya, istilah “menyapu” akan ditulis “meɳapu”; “syair” ditulis “Ŝyair”; “ngopi” sebagai “ɳopi”; atau “koboi” ditulis “koboy”. Mungkin aneh karena belum biasa dan wajib beradaptasi lagi. Tapi, akhirnya, usulan yang tidak mungkin dilaksanakan ini menggunakan cepat ditinggalkan.

5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967-1972)

     Sebelum adanya EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (kini bernama Pusat Bahasa), dalam tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan ini sebenarnya estafet menurut ikhtiar yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Melindo. Anggota pelaksananya pun terdiri dari panitia ejaan dari Malaysia. Pada intinya, hampir tidak terdapat perbedaan berarti di antara ejaan LBK dengan EYD, kecuali dalam rincian kaidah-kaidah saja.

6. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) 1972-2015

      Karakteristik ejaan pembaharuan (EYD) Jadi, jibila umumnya Djajalah Indonesia!, maka sinkron EYD diubah sebagai Jayalah Indonesia!. Perubahan ejaan dj sebagai j pun tidak terhindarkan. Kalau pada teks proklamasi 1945 dulu masih tertulis “Djakarta, hari 17……”, maka diubah sebagai “Jakarta, hari 17…..”. Untuk sebagian orang tetap mengeja namanya jika mengandung ejaan dj. Misalnya, Djojobojo alih-alih Joyoboyo; Selain itu, ejaan nj juga diubah sebagai ny, sebagai akibatnya penulisan njonja sebagai nyonya; Hal ini jua berlaku untuk ejaan istilah ch dan beradaptasi sebagai kh. Kalau dulu achirnya, kini menjadi akhirnya.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-kini )

      Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Pemerintah meyakini bahwa ejaan adalah galat satu aspek penting pada pemakaian Bahasa Indonesia yang benar. Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan Joko Widodo dan Anies Baswedan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 Pertanyaan

1.Apa manfaat mempelajari ejaan?
2.Motivasi anda mengetahui sejarah Ejaan ?
3.Apa manfaat mempelajari sejarah Ejaan?
4.Seberapa penting materi ini bagi anda sertakan alasannya?

 Jawaban

1.Karena dengan memeriksa ejaan kita bisa memperbaiki pembakuan tata bahasa yang kita pakai sehari hari.
2.Motivasi saya mengetahui sejarah ejaan adalah karna saya ingin mengetahui lebih detail tentang ejaan bahasa itu berasal.
3.Karena dengan memeriksa ejaan ini kita bisa memperbaiki tatanan bahasa yang kita pakai sehari hari, Sekaligus kita bisa melestarikan dan membudidayakan bahasa yang kita pakai sehari hari selama masih ada dinegara Indonesia.
4.Menurut saya mempelajari ejaan bahasa ini relatif penting sebab,sistem ejaan dalam bahasa Indonesia untuk mempertegas atau menyamakan Bahasa yang dipakai. Dari sistem ejaan juga penting untuk

Daftar pustaka

http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39829/#:~:text=Sejarah%20ejaan%20bahasa%20Indonesia%20diawali,dan%20Moehammad%20Taib%20Soetan%20Ibrahim


TEKS DESKRIPTIF

 ESAI DESKRIPTIF