ESAI DESKRIPTIF
Rayhan13
Jumat, 31 Mei 2024
Rabu, 31 Mei 2023
Aksara Angkola
NAMA RAYHAN FATHURRAHMAN NASUTION
Batak Angkola
(Surat Batak: ᯄᯞᯄ᯦᯲ ᯅᯖᯄ᯦᯲ ᯀᯰᯄ᯦ᯬᯞtransliterasi: Halak Batak Angkola) merupakan salah satu kelompok etnis Batak. Tanah ulayat Batak Angkola berada di wilayah selatan Tapanuli, yakni meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, dan sebagian Kabupaten Mandailing Natal. Suku Batak Angkola memiliki hubungan kekerabatan (tarombo) dengan marga-marga Batak Toba dan Batak Mandailing. Di samping itu, ketiganya juga saling berbagi beberapa persamaan bahasa dan budaya yang dihidupi sebagian besar masyarakatnya.
Wilayah Sebaran
Selama ini banyak orang menganggap
penduduk asli Tapanuli Selatan semuanya
etnis Mandailing dan sebagian Batak
Toba. Anggapan ini sangat keliru. Tapanuli Selatan sebelum pemekaran
wilayah menjadi Tapanuli Selatan (Ibu Kota Padang Sidempuan, kemudian Sipirok). Mandailing Natal (beribu
kota Panyabungan). Sejak dahulu kala
dihuni oleh penduduk asli yang terdiri dari etnis Angkola dan Mandailing.
Etnis Batak Angkola mayoritas mendiami Tapanuli Selatan sekarang,
ditandai dengan dominasi marga Harahap dan Siregar.
Mandailing memang mayoritas mendiami daerah Mandailing Natal yang sekarang,
dengan dominasi marga Nasution dan Lubis.
Dalam sejarah Tapanuli Selatan dijelaskan, Angkola mengandung dua
arti penting. Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau
daerah. Makna lain, Angkola adalah sebuah etnik berdiri
sendiri dan asli di Sumatra Utara ini.
Angkola adalah Etnik
Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini,
telah ada penduduk yang mendiami wilayah Angkola. Diperkirakan 9000 tahun
sebelum masehi. Itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan
pecahan atau yang memisahkan diri dari Etnik lain).
Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan seperti Sabungan (di kaki
Lubuk Raya), Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang
Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena, dan lain-lain.
Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :
- Falsafah dasar “Dalihan Na Tolu”, sebagai tatanan/pandangan hidup
sampai saat ini tetap dipedomani,
- Adat Istiadat Budaya,
- Pakaian Adat Tersendiri
-Kain Ulos (Abit Godang&sadun) dan kain tenun
- Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan
penggunaannya; bahasa Biasa (digunakan dalam komunikasi sehari-hari), Andung
(bahasa halus), Bura (bahasa Kasar) atau yang lainnya dapat diperdalam melalui
Impola ni Hata. Aksara Angkola dengan tulisan tersendiri. Jika dibaca menurut
ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA,
KA, CA, NYA, GA, YA (Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan symbol
yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O dan U serta symbol pembatas
disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dan lain-lainnya.
Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya.
- Mempunyai Kesenian dan Alat-alatnya.
- Ornamen khas.
- Tutur (adab panggilan), dalam pergaulan sehari-hari mempunyai
tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.
- Buku Adat Budaya Angkola (lengkap) ditulis oleh Stn. Tinggibarani
Siregar dan lain-lain ciri khas kebudayaannya, telah dianut secara turun
temurun.
Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu
mata pelajaran disekolah SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik
pelajaran Tata Bahasa (Impola ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian) dan
lain-lain dipergunakan adalah versi Angkola, dengan berbagai macam
bahan/pedoman hidup bermasyarakat, sebagai dasar dalam berbudi pekerti.
Aksara Angkola
Contoh Pantun Dan
Gurindam Dalam Aksara Angola:
1.Pantun
Contoh Pantun Dalam Aksara Angkola
Minggu, 25 Desember 2022
Tanda Baca Dan Penggunaan Tanda Baca
TANDA BACA DAN PENGGUNAAN TANDA BACA
1. Manfaat bagi kamu mempelajari Tanda Baca dan Penggunaan Tanda Baca- Tanda baca titik ini biasanya digunakan pada akhir kalimat pernyataan. Secara umum elo pasti udah tahu kan kalau kalimat berita diakhiri dengan tanda baca ini (titik).
- Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Daftar Wawancara
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Misalnya:
02.30.20 jam (2 jam, 30 menit, 20 detik)
00.10.30 jam (10 menit, 30 detik)
00.00.20 jam (20 detik) - Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan dan tempat terbit.Misalnya:
Ervina Maharani. (2014). Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Simpel Cepat dan Memikat. Yogyakarta: Penerbit Parasmu.
Teguh Triwiyanto. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. - Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.Misalnya:
Penduduk desa itu lebih dari 1.000.000 orang.
Anggaran gorden rumahku mencapai Rp990.000,00.
Biaya pengobatan kucingku mencapai Rp5.000.000,00.
- Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya:
Apel, mangga, jambu, dan rambutan merupakan buah kesukaanku.
Mata pelajaran kegemaranku adalah matematika, sejarah, dan biologi. - Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung. Contohnya seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Aku ingin membeli tiket konser BTS, tetapi uangku belum cukup. Ini bukan milikku, melainkan milik kakakku. - Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau ada dia, aku tidak akan datang. Agar memiliki nilai yang bagus, kita harus berlangganan Zenius. - Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Dini siswa yang rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia berhasil mendapatkan beasiswa di universitas negeri. Anak itu memang gemar menyanyi sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia lolos ajang pencarian bakat. - Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Misalnya:
10,5 m
25,3 kg
Rp600,50
Rp850,00
- Tanda seru ini digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya pulau Bali!
Mari kita dukung Gerakan Bebas Sampah di desa kita!
Datanglah ke sekolah tepat waktu!
Merdeka!
- Digunakan pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan kamu akan pulang ke Bali?
Siapa yang duduk di sebelahmu? - Digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang masih disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Bu Juliana lahir pada tahun 1943 (?).
Di Indonesia terdapat lebih dari 100 (?) suku bangsa.
- Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau sebuah penjelasan. Misalnya,
Pasangan suami istri yang baru pindah itu membutuhkan: kursi, meja, dan lemari. - Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Nicolas
Sekretaris : Paramita
Bendahara : Ajeng - Digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Ibu : “Bawa bekal ini, Nak!”
Bani: “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, jaga tempat bekalnya!”
- Tanda titik koma ini bisa dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.Misalnya:
Hari sudah malam; adik-adikku masih menonton televisi.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis memasak; Kakak memperbaiki motor. - Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya: Kakak membeli buku, pensil, dan tinta; baju, rok, dan kaus; pisang, anggur, dan melon.
- Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya:
Aku sudah ter-biasa sendiri.
Kakekku tinggal di pesisir pantai, berhasil membudidayakan rum-put laut. - Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anakbersenang-senang
- Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan latihan soal ini sekarang!” perintah guruku. “Besok kita bahas bersama.” - Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Marilah kita menyanyikan lagu “Indonesia Raya”!
- Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, “Kamu dengar bunyi ‘tok-tok’ tadi?”
“Kudengar teriak saudaraku, ‘Ibu, Kakek datang!’, dan rasa lelahku lenyap seketika,” ujar Pak Bahri.
“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI. - Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
Tergugat ‘yang digugat’
Retina ‘dinding mata sebelah dalam’
- Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Sila baru saja memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Dia sudah lama tinggal di sini, namun belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Lokakarya (workshop) itu diadakan di Solo. - Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta. Artis terkenal itu berasal dari (Kota) Semarang.
- Tanda pisah bisa digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras. - Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
Tahun 2020—2022
Tanggal 3—10 Mei 2022
Jakarta—Solo
- Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kegagalan … akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. …, lain lubuk lain ikannya.
- Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
- Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
- Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Para nelayan men[d]engar bunyi gemericik. Penggunaan bahasa dalam tugas akhir tentu harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. - Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua metode tersebut (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 30─32]) perlu dipaparkan sekarang.
- Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Mereka sudah pulang, ‘kan? (‘kan = bukan)
Surya ‘lah tiba. (‘lah = telah)
7-2-‘11 (’11 = 2011)
- Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 9/PK/III/2021
Jalan Batu III/12
tahun ajaran 2020/2021 - Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp2.500,00/lembar
https://www.zenius.net/blog/penggunaan-tanda-baca
Selasa, 01 November 2022
Huruf miring dan tebal
by han
pertanyaan:
- Motivasi saya mengetahui penggunaan huruf miring dan tebal ini adalah menambah pengetahuan saya untuk melakukan penulisan atau membuat suatu kalimat dalam bentuk dokumen.
- Seberapa penting materi huruf miring dan tebal bagi saya dan profesi saya ke depannya itu adalah untuk penerapan ini sangatlah penting, karena untuk memacu pengetahuan kita dalam menggunakan kalimat huruf miring dan tebal ini sangat lah minim dan juga terlalu sepele
- Kerugian saat kita tidak belajar huruf miring dan tebal itu kita menerapkannya atau huruf miring dan tebal tidak berlaku pada judul skripsi tesis ataupun disertasi yang belum diciptakan ataupun diterbitkan dan dirujuk dalam suatu tulisan sebagai gantinya dapat diapit dengan tanda petik.
Huruf kecil
by ryhn
Huruf kapital
Huruf Kapital
By Han
Manfaat Mempelajari Huruf Kapital
untuk mengetahui ilmu dan cara menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar seperti apa, yang dimana ilmu tersebut bisa kita gunakan untuk penulisan hal penting di masa depan kita. seperti :
-Sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
-Sebagai huruf awal nama orang maupun julukan.
-Sebagai huruf pertama awal kalimat setelah petikan langsung.
-Sebagai huruf awal kata Tuhan, kitab suci dan agama.
-Sebagai huruf pertama nama gelar disertai nama.
-Sebagai huruf awal penulisan nama jabatan atau pangkat disertai nama/instansi/tempat.
-Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
-Sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun dan juga hari besar.
-Sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah.
-Sebagai huruf pertama
nama geografi.
-Sebagai huruf pertama nama khas/asal daerah.
-Sebagai huruf pertama nama lembaga/dokumen resmi negara.
-Sebagai huruf pertama kata dalam judul buku, artikel, karangan, majalah, makalah, surat kabar, selain kata tugas.
-Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
-Sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan dan uangkapan lain yang digunakan dalam pengacuan dan penyapaan.
Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital
1. Awal Kalimat
2. Petikan Langsung
3. Menulis Nama Seseorang
4. Penulisan Gelar
5. Nama Tempat
6. Penulisan Jabatan atau Pangkat
7. Nama Lembaga, Badan, Negara, dan Organisasi
8. Judul Sebuah Tulisan
9. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
10. Nama untuk Tahun, Bulan, dan Hari
11. Nama untuk Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Mengapa Penempatan Huruf Kapital Tidak Boleh Salah?
Kegiatan menulis tidak hanya berisi kegiatan menuangkan apa yang ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan, baik di kertas maupun di aplikasi digital. Misalnya di Microsoft Word maupun aplikasi menulis lainnya. Melainkan juga melibatkan beberapa hal, salah satunya hal-hal teknis dalam kegiatan menulis tersebut. Berhubungan dengan penggunaan huruf kapital, spasi, tanda baca, dan lain sebagainya. Tujuannya tentu saja agar hasil tulisan bisa lebih mudah dipahami, mudah untuk dibaca, dan lain sebagainya. Kesalahan dalam tanda baca akan mempengaruhi intonasi seseorang saat membacanya. Sehingga kurang mampu memahami emosi dari penulis saat menuliskan suatu kalimat. Hal ini dapat memunculkan persepsi yang berbeda, hal-hal yang ditulis dengan tujuan bercanda bisa jadi terkesan serius yang tentu memunculkan masalah kompleks. Hal serupa juga berlaku untuk penempatan huruf kapital, jika keliru maka orang akan bingung suatu kata ditujukan sebagai awal kalimat atau bukan? Suatu kata merupakan nama tempat atau sekedar kata-kata biasa? Juga bisa karena alasan lainnya. Oleh sebab itu penulisan huruf besar dan kecil perlu disesuaikan dengan aturan.
Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital
Jika ingin aktif dan produktif menjadi penulis, masalah tanda baca, menyusun kalimat, dan juga penempatan huruf kapital harus paham dan hafal diluar kepala. Membantu memahami bagaimana penulisan huruf besar dalam sebuah tulisan. Maka, berikut adalah deretan waktu yang dikatakan tepat untuk menggunakan huruf besar atau kapital tersebut:
1. Awal Kalimat Waktu tepat pertama untuk membubuhkan huruf kapital dan bukannya huruf kecil adalah di awal kalimat. Hal ini tentu diketahui oleh semua orang dan sudah dipelajari sejak masuk bangku Sekolah Dasar (SD). Setiap awal kalimat baik itu di paragraf pertama maupun kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam paragraf akan memakai huruf besar. Jadi, setelah tanda titik maka untuk memulai kalimat baru akan digunakan huruf besar tadi.
Contohnya adalah:
Dia menulis sebuah catatan. Berharap bisa menulis sebuah buku.
Apa maksudnya? Kuharap dia tidak mencoba melakukan hal buruk.
Kita semua harus bekerja keras. Sebab kesuksesan tidak bisa hanya turun dari langit tanpa diusahakan.
2. Petikan Langsung
Selain digunakan untuk memulai suatu kalimat dan paragraf, huruf besar juga dipakai untuk memulai sebuah petikan. Petikan ini biasanya muncul untuk memulai perkataan seseorang, baik yang menjadis umur maupun objek tulisan tersebut. Khususnya untuk kalimat yang susunannya memang dibuat sama persis dengan yang diucapkan oleh yang mengatakannya. Mudah ditemui dalam novel, artikel di surat kabar, dan sebagainya. Contohnya adalah: Rini kemarin bertanya kepada Dika mengenai buku favoritnya, Dika, kamu tahu judul buku favorit aku yang sering tak baca di depan rumah?.
Adik bertanya, Kapan kita akan pulang?
Besok malam, katanya, Semua orang akan pergi naik kereta.
3. Menulis Nama Seseorang
Penggunaan huruf kapital juga dilakukan saat menulis nama seseorang, hal ini juga berlaku untuk julukan. Jadi pada saat menuliskan nama orang, maka wajib memakai huruf besar di awal. Begtu pula jika ada julukan di depan nama tersebut, maka di julukan dan nama masing-masing menggunakan satu huruf besar.Contohnya adalah: Jenderal Soedirman, Dokter Aji, dan lain sebagainya. Wage Rudolf Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan di tanah air.salah satu pejuang emansipasi wanita di tanah air adalah Dewi Sartika tokoh Hades dalam sebuah film digambarkan sebagai seorang Dewa Pedang.
4. Penulisan Gelar
Penulisan gelar yang dimiliki seseorang juga dimulai dengan huruf kapital dan ini berlaku untuk semua jenis gelar. Gelar ini bisa berupa gelar pendidikan, gelar profesi, gelar keagamaan, gelar akademik, dan lain sebagainya. Sehingga semua jenis gelar wajib ditulis dengan huruf besar tersebut, tujuannya untuk memberi tanda bahwa kata tersebut adalah gelar. Sekaligus sebagai penghormatan terhadap sosok yang gelar dan namanya disebut. Contohnya sendiri adalah: Adit Suharman, S.H (Sarjana Hukum), K.H (Kiai Haji) Ahmad Dahlan, Raden Roro Ningsih, dan lain sebagainya. pahlawan wanita cukup banyak, dan salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini (gelar keturunan)
Siapa yang menulisnya? Ternyata adalah Haji Agus Salim (gelar keagamaan)
Pak Irwan sekarang merupakan seorang Magister Humaniora (gelar akademik).
Selamat datang kepada Kyai Imron (sapaan gelar keagamaan).
5. Nama Tempat
Penggunaan berikutnya dari huruf kapital adalah ditujukan untuk nama tempat dan geografi. Misalnya: Sungai Ciliwung, Jalan Diponegoro, Pulau Bali, dan lain sebagainya. hanya saja untuk nama tempat dan geografi ini tidak berlaku lagi memakai huruf besar jika fungsinya sebagai pelengkap.Misalnya adalah kata jeruk bali, dimana kata Bali tidak merujuk pada Pulau Bali melainkan hanya sebagai pelengkap saja.
6. Penulisan Jabatan atau Pangkat
Penulisan terhadap jabatan, pangkat, dan nama instansi dimana jabatan tersebut dimiliki juga ditulis dengan huruf kapital di masing-masing kata. Jadi, jika jabatan ini terdiri dari tiga kata maka di setiap kata akan memakai huruf besar. Contohnya seperti penulisan Gubernur DKI Jakarta, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia, dan lain sebagainya.
S.H (Sarjana Hukum).
M.M (Magister Manajemen).
K.H (Kyai Haji)
7. Nama Lembaga, Badan, Negara, dan Organisasi
Huruf kapital juga digunakan untuk menulis nama lembaga, badan, negara, dan juga termasuk penulisan nama organisasi. Jika di dalam nama badan tersebut ada kata penghubung seperti ke, di, dari, dan semacamnya. Maka penulisan kata penghubung akan memakai huruf kecil, sebab fungsinya sebagai penghubung atau pelengkap. Sedangkan kata diluar kata penghubung nantinya memakai huruf besar.Contohnya adalah: Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan lain sebagainya.
Beliau adalah anggota dari Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia.Negara Republik Indonesia.
8. Judul Sebuah Tulisan
Huruf besar atau huruf kapital juga dipakai ketika menyebut judul suatu tulisan di dalam sebuah karangan atau karya tulis. Sehingga ketika menyebutkan judul buku, surat kabar, majalah, karangan, dan sebagainya akan memakai huruf besar. Contohnya seperti Surat Kecil untuk Tuhan, Perahu Kertas, Negeri 5 Menara, dan lain sebagainya. Jadi, untuk kata penghubung di dalam judul nantinya memakai huruf kecil dan selain itu memakai huruf besar. Tulisan tersebut ternyata sudah dimuat di dalam majalah Horison.dia sendiri merupakan agen dari surat kabar Suara Merdeka.naskah tersebut berjudul Hari Kebangkitan Pancasila.
9. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
Penulisan untuk bangsa, suku, dan juga jenis bahasa di dunia juga menggunakan huruf kapital. Sehingga saat menulis bahasa penting untuk memakai huruf besar di semua awal kata.Misalnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Suku Dayak, Bangsa Melayu, dan lain sebagainya.
10. Nama untuk Tahun, Bulan, dan Hari
Huruf besar juga dipakai untuk menulis nama tahun, bulan, dan juga hari. Sehingga penulisan tanpa angka terhadap ketiganya nanti akan dimulai dari huruf besar.Contohnya seperti: Bulan Muharram, Hijriyah, Hari Natal, Idul Fitri, dan lain sebagainya. Bulan Mei besok dirinya akan berulang tahun.Momen hari lebaran besok perlu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Sekarang adalah 1445 tahun Hijriyah.
11. Nama untuk Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Huruf besar juga digunakan pada saat menyebut agama, kitab suci, dan juga Tuhan dalam sebuah tulisan.Misalnya menuliskan Tuhan Yang Maha Esa, Islam, Katolik, Budha, Al-Quran, Injil, dan lain sebagainya. Terima kasih atas rahmat-Mu Ya Allah.Setiap kali membaca Alkitab, perempuan tersebut menangis haru.Dia merupakan penganut Islam yang terbilang taat.Penggunaan huruf kapital memang tidak bisa asal-asalan, karena aktualnya ada sejumlah aturan yang menyertainya. Jadi, jika hendak menulis karya ilmiah maupun karya tulis non-ilmiah dalam bentuk buku. Sebaiknya paham aturan penggunaanya sesuai penjelasan di atas.
Motivasi Mempelajari Huruf Kapital?
dengan mengetahui cara penggunaan huruf kapital dengan baik dan benar tentu dapat membuat penulisan kita jadi lebih baik hal tersebut sangat berpengaruh pada masa depan kita, tentu saja dengan hal tersebut kita bisa menulis dengan baik dan benar.selain itu dengan mengatahui ilmu pengetahuan huruf kapital kita bisa mendapat ilmu dasar yang sangat baik yang dapat kita gunakan kelak di masa depan.
Seberapa Penting Materi Huruf Kapital Dan Profesi Saya Nanti?
Hal ini tentu sangat penting bagi saya sekarang dan profesi saya nanti, hal ini dapat dibuktikan dari dibutuhkan nya penulisan yang baik dan benar untuk penulisan skripsi sebagai syarat lulus kuliah nanti. dan hal ini juga sangat berpengaruh penting untuk profesi saya nanti sebab ilmu ini akan di gunakan dalam kepentingan pekerjaan terlebih lagi profesi seorang guru.
Kerugian Tidak Mempelajari Huruf Kapital?
Kerugian yang akan kita dapatkan jika tidak menguasai huruf kapital adalah kita tidak akan bisa menguasai cara penulisan yang baik dan benar itu seperti apa.
daftar pustaka
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/
Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Materi Sejarah Ejaan
By:han
TEKS DESKRIPTIF
ESAI DESKRIPTIF
-
Huruf miring dan TEBAL by han Huruf miring merupakan suatu huruf yang tercetak miring ini biasanya digunakan untuk memberikan suatu penekan...
-
Materi Sejarah Ejaan By:han Bahasa Indonesia dilahirkan ketika peristiwa sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.Kemudian 18 Agustus 1945, Bahasa In...
-
ESAI DESKRIPTIF